Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, saya Rafiqah Rachmadyantika dari kelas XI IIS SMAI Sinar Cendekia menulis blog ini dalam rangka menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Bapak Nurjadin Rusmin.
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper)
adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian,
makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di
perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih
untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi
(tugas
akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi
dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam
bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan
kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan
penelitian.
Unsur-unsur
karya ilmiah
1.
Ragam Bahasa
1.
Perbedaan penutur
Tiap-tiap
individu mempunyai gaya tersendiri dalam berbahasa. Perbedaan berbahasa
antarindividu disebut idiolek sedangkan perbedaan asal daerah penutur bahasa
juga menyebabkan variasi berbahasa yang disebut dialek.
2.
Perbedaan media
Perbedaan
media yang digunakan dalam berbahasa menentukan pula ragam bahasa yang
digunakan, sehingga bahasa lisan berbeda dengan bahasa tulisan.
3.
Perbedaan situasi
Situasi
pada saat pembicaraan dilakukan akan sangat berpengaruh terhadap ragam bahasa
yang digunakan, sehingga ragam bahasa pada situasi santai akan berbeda dengan
situasi resmi.
4.
Perbedaan bidang
Ragam
bahasa yang digunakan pada bidang yang berbeda mempunyai ciri yang berbeda
pula, misalnya bahasa jurnalistik berbeda dengan ragam bahasa sastra.
2.
Ejaan
3. Diksi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat
bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras
(dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan). Fungsi dari diksi antara lain :
1.
Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham
terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
2. Untuk
mencapai target komunikasi yang efektif.
3.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
4.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu :
1. Fonem
2.
Silabel
3.
Konjungsi
4.
Hubungan
5. kata
benda
6. kata
kerja
7.
infleksi
8.
uterans
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau
rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan
tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak
memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya
sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
5. Alinea dan Pengembangannya
Alinea adalah kumpulan kalimat-kalimat yang
memiliki unsur-unsur dibawah ini :
1. Topik/
tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran
Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi
dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat
dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut
kalimat utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, di akhir
paragraf maupun diawal dan diakhir paragraf.
2.
Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gasasan
penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung
gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
3. Judul
(kepala karangan) memiliki syarat :
Provokatif (menarik)
Berbentuk frase
Relevan (sesuai dengan isi)
Logis
Spesifik
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide
pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea
Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea
Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea
Deskriptif atau naratif: kalimat utama termuat dalam seluruh alinea.
PENGEMBANGAN PARAGRAF(ALINEA)
Metode-metode pengembangan paragraf sesuai
deNgan dasar pembentuk alenia.
1.
Klimaks dan Anti-Klimaks
Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf
dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama
diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur
dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya
atau kepentingannya.
Variasi
dari klimaks adalah anti-klimaks, yaitu penulis mulai dari suatu gagasna atau
tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun
melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling rendah.
2.
Sudut Pandang
Yang
dimaksud dengan sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat
sesuatu. Sudut pandang juga mencakup pengertian bagaimana pandangan dan
anggapan penulis terhadap subjek yang sedang digarapnya.
3.
Perbandingan dan Pertentangan
Yang
dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara seorang pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan
dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Segi-segi perbandingan harus disusun
sedemikian rupa sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.
4.
Analogi
Bila perbandingan
dan pertentangan membuat perbedaan antara dua hal, maka analogi merupakan
perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan
memperlihatkan kesamaan fungsi dari dua hal tesebut sebagai ilustrasi.
5.
Proses
Proses
merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu peristiwa atau
kejadian. Untuk menyusun proses.
6. Sebab
– Akibat
Pengembangan
alenia dapat pula dilakukan dengan menggunakan pola sebab-akibat sebagai dasar.
Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat
sebagai rincian pengembangannya. Tetapi data juga terbalik, akibat dijadikan
gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan
sejumlah sebab sebagai perincian.
7. Umum –
Khusus
Cara
umum-khusus dan khusus-umum merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan
gagasan-gagasan dalam sebuah alenia secara teratur. Pertama, gagasan utamanya
ditempatkan pada awal alenia, dan perincian-perinciannya terdapat dalam
kalimat-kalimat berikutnya. Kedua, dikemukakan perincian-perincianya, kemudian
pada akhir alenia generalisasinya. Jadi, yang satu bersifat deduktif, sedangkan
lainnya bersifat induktif.
8. Klasifikasi
Yang dimaksud
dengan klafisikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokan gagasan-gagasan
yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, Klasifikasi
tertuju pada dua arah yang berlawanan yaitu:
Mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok,
Memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain.
9. Definisi
Yang
dimaksud dengan definisi dalam pembentukan sebuah alenia adalah usaha pengarang
untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.
6.
Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Dalam
menyusun sebuah karangan ilmiah terdapat berbagai faktor yang harus
diperhatikan sebelum membuat sebuah karangan ilmiah. Berikut ini adalah
pembahasan mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah
karangan ilmiah :
1.
Pemilihan Topik
Pemilihan
topik yang tepat, akan menunjukan tingkat cakupan dari sebuah penelitian yang
akan dibahas. Topik yang diangkat biasanya, akan mempengaruhi minat pembaca
apakah karangan ilmiah ini menarik atau tidak untuk dibaca.
2.
Pembahasan Topik
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pembahasan topik :
1)
menampilkan informasi latar belakang,
2)
menampilkan ringkasan hasil/temuan penelitian,
3)
memberikan komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,
4)
menghubungkan dengan hasil penelitian terdahulu,
5)
menjelaskan hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak
memuaskan,
6)
membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi).
7)
memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
3. Pemilihan
Judul
Bagi
pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan
ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan ditulis. Secara umum,
kriteria judul yang baik adalah:
Topik
yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan
aktual secara akademik dan secara praktis.
Belum
banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini
mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh
perhatian.
Diungkapkan
dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent
variable dan dependent variable-nya.
Judul
harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan
diteliti.
Sebaiknya
judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian
diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.
4. Menentukan
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi apa saja yang akan dicari
dan perlu didalami melalui penelitian tersebut. Pada hakikatnya tujuan
penelitian mencakup beberapa atau salah datu hal berikut ini :
a)
Menambah struktur pengetahuan.
b)
Mengembangkan metode penelitian.
c)
Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan formulasi
kebijakan.
d)
Mengevaluasi program.
e)
Meramalkan perilaku individu ataupun kelompok.
5.
Menentukan Kerangka Karangan (Outline)
Di dalam
bahasa Indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat Outline
(Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan
sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana
kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan
ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan
pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
6.
Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah
i)
Pemilihan Topik/Masalah Untuk Karya Ilmiah
ii)
Mengindentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
iii)
Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
7.
Kerangka karangan
adalah
rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan
ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis,
jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah
penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.
Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula,
agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
8.
Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan
adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses
pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu dapat diambil dari kamus,
ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Catatan
kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap
lembaran akhir bab sebuah karangan ilmiah.
Catatan
kaki berfungsi untuk memberikan keterangan dan komentar, serta menjelaskan
mengenai sumber kutipan atau pedoman penyususanaan daftar bacaan.
9.
Abstrak dan Daftar Pustaka
Abstrak
adalah bagian ringkas suatu uraian yang merupakan gagasan utama dari suatu
pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak digunakan sebagai “jembatan” untuk
me¬mahami uraian yang akan disajikan dalam suatu karangan (biasanya laporan
atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami ide-ide permasalahannya. Dari
abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran penulis laporan/artikel ilmiah
tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan secara lengkap. Biasanya abstrak
ditempatkan di awal suatu laporan/artikel ilmiah dengan tujuan agar pembaca
yang mempunyai waktu relatif sedikit cukup hanya dengan membaca abstraknya
untuk memahami suatu karya ilmiah secara umum. Dalam artikel ilmiah, abstrak
ditulis setelah judul dan nama pengarang yang diketik satu spasi. Untuk itulah,
penulisan abstrak harus dapat mewakili isi karangan ilmiah secara keseluruhan,
mulai dari latar belakang, metode, dan hasil penelitian.
Daftar
pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang
kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka
biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan
lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis).
Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat
melihat kembali pada sumber aslinya.
Jenis jenis
karya ilmiah
1. Makalah adalah
karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan
data di
lapangan yang bersifat
empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir
deduktif atau induktif.
2. Kertas kerja
seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam
kertas kerja lebih mendalam daripada
analisis dalam
makalah.
3. Skripsi adalah karya
tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang
lain.
Pendapat yang diajukan
harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian
langsung (obsevasi
lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material
berupa
temuan baru dalam segi
tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau
lebih di
bidang
spesialisasinya.
4. Tesis adalah karya
tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis
mengungkapkan
pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah
karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis
berdasarkan data dan
fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi
suatu
temuan penulis
sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat
dipertahankan oleh
penulisnya
dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Bagian Pembuka
•
Sampul
•
Halaman judul.
•
Halaman pengesahan.
•
Abstraksi
•
Kata pengantar.
•
Daftar isi.
•
Ringkasan isi.
Bagian Isi
Pendahuluan
•
Latar belakang masalah.
•
Perumusan masalah.
•
Pembahasan/pembatasan masalah.
•
Tujuan penelitian.
•
Manfaat penelitian.
Pembahasan
•
Pembahasan teori
•
Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
•
Pengajuan hipotesis
Metodologi penelitian[
•
Waktu dan tempat penelitian.
•
Metode dan rancangan penelitian
•
Populasi dan sampel.
•
Instrumen penelitian.
•
Pengumpulan data dan analisis data.
Hasil Penelitian
•
Jabaran varibel penelitian.
•
Hasil penelitian.
•
Pengajuan hipotesis.
•
Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang
hasil yang didapatnya.
Penutup[
•
Kesimpulan
•
Saran
Bagian penunjang[
•
Daftar pustaka.
•
Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
Daftar
Tabel
Catatan kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus
yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah.
Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar,
menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar
bacaan/bibliografi.
Definisi,
Contoh & Membuat Catatan Kaki Foot Note
Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas
tentang apa itu catatan kaki atau foot note, Bagaimana cara membuatnya &
seperti apa saja contohnya. Simak Uraian berikut ini.
I.
Definisi & Pengertian Umum Catatan Kaki / Foot Note
Catatan
kaki
adalah keterangan yang dicantumkan pada margin
bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil
daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah
pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama
pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat
situsnya, seperti http:/ http://www.ed.gov./…; yang memudahkan pembaca untuk mengakses
sumber tersebut.
II.
Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note
Sekarang kita akan mempelajari pencantuman
sumber kutipan pola konvensional. Cara pencantuman sumber kutipan dengan
menggunakan pola konvensional, yaitu menggunakan catatan kaki atau foot note.
Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki
yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun
Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan sumbernya
pada catatan kaki.
————————————————————————————————————–
Ilmu
dan Moral
Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian
simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah …
.1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah
bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka
makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi,
lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah
malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak
masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja
dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah
Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan
keserakahan?2)
………………………………………………………
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail
Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
————————————————————————————————————–
Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini
sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara Harvard karena harus mengatur
ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan tetapi, bagi
pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus
melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.
Catatan
kaki untuk buku
dimulai dengan nama pengarang diikuti koma,
judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak
miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit
(diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan
(ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
Catatan
kaki untuk artikel dan majalah
dimulai dengan nama pengarang, judul artikel,
nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman.
Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid.
(singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki
di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi
sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk
sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah
loc. cit. (singkatan dari loco citato).
Perhatikan contoh berikut!
…………………………………………………
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar
(Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif
(Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber
nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.
Daftar Pustaka
Dalam penulisan makalah, penulisan ilmiah,
skripsi, buku dan lain-lain terdapat lembar daftar pustaka, terdapat beberapa
hal terkait dengan daftar pustaka yang harus anda ketahui, antara lain :
1.
Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan
sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan
disusun berdasarkan abjad. Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar
pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan yang sedang digarap.
Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis
dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah
sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan
apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu
pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi
itu.
2.
Fungsi Daftar Pustaka
Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat
kita peroleh, antara lain ;
a. Memberikan informasi bahwa pernyataan
yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga ditambahkan dengan
pemikiran orang lain.
b. Apabila pembaca menginginkan mendalami
lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang
menjadi sumber kutipan.
c. Memberikan apresiasi atau penghargaan
terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang
kita selesaikan.
d. Menjaga profesionalitas penulis
terhadap karya tulis yang telah dia buat.
3.
Unsur-unsur Daftar Pustaka
Hal yang perlu diketahui dalam penulisan
daftar pustaka, yaitu :
a. Nama pengarang, yang dikutip secara
lengkap.
b. Judul buku, termasuk judul
tambahannya.
c. Data publikasi, nama penerbit, tempat
terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula
judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.
4.
Jenis-jenis Daftar Pustaka
a. Kelompok Textbook
• Penulis
perorangan.
• Kumpulan
karangan beberapa penulis dengan editor.
• Buku
yang ditulis / dibuat oleh lembaga.
• Buku
terjemahan.
b. Kelompok Jurnal
• Artikel
yang disusun oleh penulis.
• Artikel
yang disusun oleh lembaga.
• Kelompok
makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / symposium.
c. Kelompok disertasi / tesis
d. Kelompok makalah / informasi dari Internet
5.
Penyusunan Daftar Pustaka
Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya
pada naskah mengikuti salah satu
dari tiga sistem berikut :
a. Nama dan Tahun (Name and Year System).
Daftar pustaka disusun secara abjad berdasarkan nama akhir
penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada
naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.
b. Kombinasi Abjad dan Nomor
(Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah
adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang
disusun sesuai abjad.
c. Sistem Nomor (Citation Number
System). Kutipan pada naskah diberi nomor berurutan dan susunan daftar
pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.
6.
MetodeHavard
Contohnya seperti pada gambar di bawah ini.
7. Cara
Penulisan Daftar Pustaka Textbook
a. Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga :
nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawahi), edisi
dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b. Buku terjemahan : nama penulis
(disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi),
penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
8.
Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis
a. Kelompok makalah yang dipresentasikan
dalam seminar/konferensi/simposium : nama penulis (disusun balik), tahun
penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau garisbawahi),
kota, bulan dan tanggal penyajian.
b. Kelompok disertasi/tesis : nama
penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/thesis (centang miring
atau garisbawahi), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau
“tesis”.
9.
Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet
a. Kelompok makalah / informasi dari
Internet (apabila ada nama penulis) : nama penulis (disusun balik), tahun
penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.
b.Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila
tidak ada nama penulis) : nama lembaga yang menulis, tahun penyajian,
judul
makalah / informasi, alamat Internet.